Kompetisi sepak bola Liga Italia Seri A sebelumnya adalah raksasa dalam kancah Eropa, memiliki klub terkaya di dunia, serta para pemain bintang dengan bayaran tertinggi pula.
Namun secara perlahan, dominasi Liga Seri A mulai digeser oleh Liga Utama Inggris (Primier League) atau Liga Spanyol (La Liga). Liga Italia pun sekarang mulai kesulitan untuk mendapatkan pemain bintang dari luar negeri.
Semua memberikan dampak terhadap pemain lokal karena negeri tersebut juga kesulitan untuk mendapatkan pemain berbakat yang sebelumnya hampir tidak pernah kekurangan sumbernya.
Kebanggaan yang tersisa bukan lagi pemain berbakat, tapi justru pelatih, seperti Marcello Lippi yang mengantar Italia ke tangga juara Piala Dunia 2006 dan sekarang justru jadi pengangguran.
Pelatih lainnya adalah Fabio Capello, mantan pelatih legendaris AC Milan yang sudah menikmati sukses di Italia, Spanyol, dan sekarang dipercaya sebagai pelatih tim nasional Inggris.
Juga ada pelatih hebat lainnya, yaitu Giovanni Trappatoni yang pernah membawa Juventus ke puncak kejayaan di Liga Seri A, dan sekarang berlabuh di Republik Irlandia sebagai pelatih nasional negara itu.
Saat ini para pelatih Italia justru menuai sukses di negeri orang, bukan di negeri sendiri. Contohnya adalah Carlo Ancelotti di Chelsea dan Roberto Mancini (Manchester City). Pelatih Italia lainnya, yaitu Luciano Spalletti sukses mengantar Zenit St Petersburg ke tangga juara Rusia.
Hampir semua pelatih yang pernah membawa klub mereka merajai Liga Italia Seri A, sekarang justru tidak lagi bekerja di Italia.
Dunia sepak bola Italia harus menerima kenyataan bahwa kompetisi sepak bola Liga Italia Seri yang dulunya begitu mempesona dan menyedot perhatian dan akan bergulir minggu depan, tidak akan menghadirkan satu pun pelatih yang pernah mengantar klub mereka ke tangga juara.
Prestasi terbaik Massimiliano Allegri, yang sekarang melatih AC Milan, hanyalah nyaris mengantar klub kecil Cagliari ke kualifikasi kompetisi Eropa.
Luigi Delneri yang melatih Juventus, sempat menikmati saat-saat menyenangkan musim lalu saat mengantar Sampdoria ke peringkat keempat dan lolos ke Liga Champions.
Claudiro Ranieri, pelatih AS Roma, sebelumnya menikmati karir yang penuh warna di Fiorentina, Chelsea, Valencia dan Juventus. Prestasi tertinggi Ranieri adalah membawa Valenia meraih gelar juara Piala Spanyol dan memberikan gelar Piala Italia untuk Fiorentina.
Satu-satunya pelatih di Seri A saat ini yang sudah banyak memberi gelar juara adalah Rafael Benitez, pelatih baru Inter Milan. Tapi sukses Benitez diraih saat ia melatih di Spanyol dan Inggris, sementara kancah Seri A, ia sama sekali pendatang baru.
Melihat para pelatih yang akan bersaing di Seri A, juara bertahan Inter Milan memiliki keuntungan lebih dibandingkan tim lain karena satu-satunya yang memiliki pelatih dengan sejarah sukses yang lebih lengkap.
Cerita sukses Benitez adalah saat ia menangani klub Spanyol Valenia dan klub Inggris Liverpool.
Selama lima musim kompetisi dari 2001-2006, Benitez berhasil meraih gelar juara Liga Champions, Piala UEFA, dua gelar juara Liga Spanyol, serta gelar juara Piala FA.
Meski Benitez menjadi bintang sebagai pelatih impor, sinarnya justru sedang meredup dalam beberapa tahun terakhir di Inggris.
Kompetisi Italia Seri A tidak lagi bisa menarik pemain terbaik dari luar negeri, mereka juga tidak lagi menjadi tempat menarik bagi pelatih pilihan.
Kedatangan Benitez ke pentas Liga Italia sebenarnya lebih banyak karena hengkangnya Jose Mourinho ke klub papan atas dunia, Real Madrid.
Keputusan para pelatih papan atas seperti Trappattoni, Lippi, Capello, Ancelotti atau bahkan Mourinho untuk meninggalkan Italia, bisa jadi karena kekhawatiran akibat hengkang pemain bintang seperti Kaka, Zlatan Ibrahimovich, serta Mario Balotellipemain muda yang sedang bersinar. Mereka semua hengkang hanya dalam waktu 12 bulan terakhir.
Secara perlahan, kompetisi liga sepak bola di Italia yang sebelumnya menjadi magnet bagi pemain maupun pelatih kelas dunia, mulai kehilangan pesonanya.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar