English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 01 Juni 2011

FOKUS: Berakhirnya Karir 'Si Pendiam' Paul Scholes



Tuntas sudah perjalanan karir gelandang veteran Manchester United yang terkenal minim bicara tapi banyak kerja itu.


Paul Scholes mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain di dunia sepakbola hari ini. Dia memutuskan untuk gantung sepatu di usia 36 tahun.

Dari keputusannya untuk mundur itu, kental sekali terlihat karakter Scholes di sana. Tenang, tapi menggebrak dan tanpa tedeng aling-aling.

Dalam rekam jejaknya sebagai pemain, Scholes dikenal sebagai pemain yang lugas, tanpa ampun dan minim bicara. Scholes sepertinya ingin lebih menunjukkan aksinya di lapangan dari pada di media massa.

Dia juga tak banyak dihantam isu miring. Jalan hidupnya sepertinya lurus-lurus saja. Tanpa hambatan dan halangan. Bisa jadi karena hal itu juga yang membuat kalangan media Inggris, yang terkenal suka masuk ke kehidupan pribadi seseorang yang punya nama besar, jadi malas mendekati Scholes.

Bandingkan dengan rekannya David Beckham. Kehidupan gemerlap berada di sekelilingnya. Semua tingkah laku Beckham dan istrinya menjadi konsumsi publik. Tapi Scholes tidak demikian. Kehidupan diri dan keluarganya disimpan rapat-rapat untuk dirinya sendiri. Yang boleh dilihat publik adalah aksinya di lapangan, itu saja.

Dan hal itulah yang menjadikannya sebagai pemain berkarakter. Semua itu juga ditunjukkannya di lapangan. Setiap mendapat kepercayaan tampil, jarang sekali pemain kelahiran Salford itu mengecewakan Sir Alex Ferguson. Pemain yang juga bermain bersama Scholes pun mengakui kemampuannya sebagai salah satu gelandang terbaik Inggris.

Permainan berkarakter juga terus ditunjukkan Scholes, termasuk saat mengumumkan keputusan untuk pensiun. Usai Piala Eropa 2004 misalnya, tanpa wara-wara lebih dulu, dia mengumumkan untuk tidak lagi membela timnas Inggris dan memberikan kesempatan untuk pemain yang lebih muda menjalankan tugas membawa panji-panji The Three Lions dari sektor tengah.

Kebulatan tekad untuk tetap pensiun pun ditunjukkannya ketika Steve McClaren dan Fabio Capello berusaha untuk membujuknya kembali ke timnas Inggris. Semua ditampiknya dengan rasa hormat. Dan atas semua kegagalan Inggris di turnamen besar Eropa dan dunia, publik pun menyalahkan pelatih karena gagal membujuk Scholes untuk kembali ke timnas.


"Apa lagi yang saya bisa bilang dari Paul Scholes yang belum pernah saya katakan sebelumnya. Kami akan sangat merindukannya sebagai pemain yang luar biasa."

- Sir Alex Ferguson, Manajer Manchester United


Hal itu menunjukkan jika Scholes punya tempat tersendiri di hati fans, juga karena kemampuannya sebagai jenderal lapangan tengah Inggris yang tiada duanya.

Dan begitu juga ketika Scholes mengumumkan pensiun sebagai pemain. Pemain ini masih menunjukkan cara yang elegan untuk mengumumkan keputusan gantung sepatu, dan pastinya dengan tetap menunjukkan karakternya itu.

Tidak ada acara jumpa media, tidak juga ada isu awal yang gencar membicarakan masa depannya. Indikasi atau isyarat kecil pun juga tak ditunjukkannya akan mengumumkan pensiun. Dengan tegas, langsung, tanpa basa-basi, Scholes mengumumkan untuk pensiun di situs resmi klub hari ini. Itu saja sepertinya sudah cukup untuk Scholes.

Sepertinya, pemain seperti inilah yang dibutuhkan Inggris dan Manchester United untuk kembali merentangkan kejayaan seperti masa lalu, pemain yang berkarakter, pendiam namun banyak bekerja dan menunjukkan lebih banyak aksi dan totalitas di lapangan.

Sumber: http://www.goal.com/id-ID/news/2279/editorial/2011/05/31/2511644/fokus-berakhirnya-karir-si-pendiam-paul-scholes

Artikel yang berhubungan



0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar